IST |
ACEH
TIMUR - Beredar kabar tentang adanya indikasi terkait dana
ADD Desa Lokop, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Tahun Anggaran (TA) 2016 masuk
ke buku rekening bank atas nama pribadi geuchik setempat. Namun ketika
dipertanyakan oleh pihak bendahara desa, Junaidi, sang geuchik Sahuddin, S.Pd,
mengaku kepada bendahara desa bahwa rekening bank yang atas nama dirinya
tersebut adalah buku rekening bank milik desa.
Saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com
melalui HP, pihak Bendahara Desa Lokop, Kecamatan Serbajadi, Junaidi, Jum'at
(24/6/16) menjelaskan, dirinya baru dipilih oleh warga untuk menduduki jabatan
bendahara desa pada bulan April 2016 kemarin, dan mulai aktif bekerja pada awal
Mei 2016.
Menurut Junaidi, beberapa
waktu yang lalu dirinya pernah mengkomplain kepada pihak geuchik terkait dana
ADD yang masuk ke buku rekening bank atas nama pribadi geuchik. Namun kata
Junaidi, saat itu geuchik menjelaskan kepadanya, walaupun atas nama geuchik
tapi buku rekening bank tersebut adalah milik desa.
Oleh karena dirinya tidak
terlalu paham tentang permasalahan buku rekening desa, Junaidi menerangkan
bahwa saat itu dirinya mengiyakan saja dan tidak terlalu mempermasalahkan lagi
perihal dana ADD yang masuk pada buku rekening bank atas nama pribadi geuchik.
Lanjutnya, beberapa waktu
lalu ada masuk dana ADD ke buku rekening bank atas pribadi geuchik yang katanya
buku rekening Desa Lokop sejumlah Rp.128.000.000 (seratus delapan puluh juta).
Dari sejumlah dana yang masuk tersebut, geuchik melakukan transfer dana ke buku
rekening bank milik bendahara lama yang bernama Peuje sejumlah Rp.36.000.000
(tiga puluh enam juta) untuk membayar panjar pembelian bibit batang gelugur.
Jelasnya, pada RAB ADD
Desa Lokop Tahun Anggaran 2016, ada diterangkan tentang beberapa pelaksaan
kegiatan yang akan dilakukan oleh desa tersebut. Diantaranya penyediaan bibit
batang asam gelugur untuk warga yang harganya mencapai Rp.16 ribu per batang,
namun Junaidi mengaku tidak tahu persis tentang berapa jumlah penyediaan bibit
batang asam gelugur.
Selain itu, terang Junaidi
lagi, pihak desa juga menganggarkan dana ADD untuk kebutuhan mesin babat yang
nantinya akan diberikan satu mesin babat untuk setiap kepala keluarga (KK) yang
jumlah seluruhnya yakni 170 KK serta membuat dua tong sampah beton sebanyak dua
buah.
"Dan pada hari Kamis
(23/6/16) kemarin, geuchik dan saya mendatangi bank untuk menarik dana ADD di
bank dengan dana sejumlah Rp.214.050.000 (dua ratus empat belas juta lima puluh
ribu rupiah) namun karena pihak bank tidak memiliki kas dengan sejumlah uang
yang diminta, maka geuchik hanya menarik uang tunai sejumlah Rp.14.050.000
(empat belas juta lima puluh ribu rupiah) dan uang itu berada pada tangan
geuchik. Sisanya sejumlah Rp.200 juta ditransfer oleh pihak bank ke buku
rekenening atas nama geuchik yang katanya buku rekening desa. Saya hanya
mengatakan tentang apa yang saya tahu," demikian ungkap Bendahara Desa
Lokop Junaidi.
Sementara itu, Geuchik
Desa Lokop, Sahuddin, S.Pd, saat dikonfirmasi melalui HP, awalnya tidak
mengangkatnya. Namun setelah dikirim pesan melalui pesan singkat (sms), tidak
lama kemudian geuchik menelpon wartawan Lintas Atjeh.com.
Dengan nada yang terkesan
kurang bersahabat, geuchik Sahuddin menanyakan identitas wartawan, lalu secara
spontan menyuruh wartawan LintasAtjeh.com untuk menjumpai dirinya di Lokop.
Ketika wartawan LintasAtjeh.com
mempertanyakan, apakah geuchik tidak bisa memberikan penjelasan tentang yang
dikonfirmasi melalui hp saja? Aneh bin ajaib, sang geuchik terkesan semakin
bingung dan malah terdengar berbicara ngelantur.
"Dari wartawan ya
pak? klo bisa jumpa dimana aja, biar saya tahu siapa bapak," itu kata
Geuchiek Sahuddin, S.Pd, dan kemudian tanpa beretika langsung mematikan hpnya.[zf]