-->

Soal Penggunaan Ambulance, Ini Kata Anggota DPR Aceh

13 Februari, 2016, 16.16 WIB Last Updated 2016-02-13T09:17:57Z
BANDA ACEH - Terkait sikap Kepala Puskesmas Bandar Pusaka yang mempersulit penggunakan fasilitas Ambulance untuk membawa jenazah korban hanyut ke RSUD Tamiang dengan alasan pihak Puskesmas tidak mempunyai biaya makan minum supir dan minyak ambulance, ditanggapi serius Anggota DPR Aceh, Asrizal H. Asnawi, Sabtu (13/02/2016).

Dihubungi melalui selularnya, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, kepada lintasatjeh.com mengatakan dalam hal ini, para pejabat terkait yakni Kepala RSUD, Kepala Dinas Kesehatan dan Bupati Aceh Tamiang harus memberikan sangsi tegas kepada Kepala Puskesmas Bandar Pusaka. 

"Kalau memang benar, harus diberikan sangsi tegas. Ambulance itu khan milik masyarakat, semua masyarakat berhak mendapatkan pelayanan," tegasnya.

Menurutnya, Puskesmas berfungsi melayani masyarakat apalagi dalam keadaan darurat. Seharusnya tidak ada alasan untuk tidak melayani masyarakat. “Kalau memang sudah tidak mau bekerja di Puskesmas, ya sudah jangan ada alasan seperti itu. Ambulance sudah ada anggarannya sendiri termasuk untuk peremajaan,” pungkasnya sembari menegaskan agar Kepala Puskesmas Bandar Pusaka diberikan sangsi tegas.


Sebelumnya diberitakan Seorang petani (warga pendatang_red), Rahma (36), warga Blang Kejeren, Kabupaten Gayo Lues, hanyut di Sungai Bengkelang, Rabu (10/2/16) kemarin.

Informasi yang dihimpun lintasatjeh.com, mayat korban ditemukan oleh para warga beserta Tim SAR dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan terapung di sungai yang berada di Desa Rantau Bintang, Kecamatan  Bandar pusaka (sekitar 7 KM dari lokasi tenggelamnya korban_red).

Dalam upaya melakukan otopsi, dikabarkan bahwa Tim SAR meminta tolong mobil ambulance melalui pihak Kepala Puskesmas Kecamatan Bandar Pusaka untuk membawa jenazah mayat ke Rumah Sakit Umum Aceh Tamiang.

Anehnya, Kapus Bandar Pusaka, H. Syamsuddin, memberi alasan bahwa mobil ambulance milik puskesmas tidak ada bahan baku minyak (BBM) ditambah lagi dengan alasan tidak ada uang makan dan uang rokok supir.

Akhirnya, mayat terpaksa dibawa dengan mobil double cabin, dimasukkan kedalam boat dan diikat diatas mobil Tim SAR.

Terkait perihal tersebut, Kepala Puskesmas Bandar Pusaka, H. Syamsuddin, belum dapat dikonfirmasi.[ar/zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini