Bocah Rohingya memperlihatkan uang |
LHOKSUKON - Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) menilai
pengelolaan bantuan untuk pengungsi Myanmar etnis Rohingya di Aceh Utara tidak
transparan. Pengelolaan dana tersebut terkesan tertutup dan diduga rawan
penyimpangan.
“Seharusnya pihak
Imigrasi Lhokseumawe dan Dinas Sosial Aceh Utara yang mengelola dana bantuan
untuk Rohingya mempublikasi berapa dana yang diterima dan berapa yang keluar,
tapi selama ini tidak ada sehigga diduga rawan terjadi penyimpangan,”
ujar Mukhtaruddin, S.Pd, selaku sekretaris IPSM kepada lintasatjeh.com, Minggu
(21/6/2015).
Dalam
hal ini, pihaknya mendesak supaya pengumuman daftar bantuan diposting di
dinding mading supaya jelas dari mana sumbernya dan kemana bantuan itu keluar,
baik berupa uang maupun barang.
"Selama
ini masyarakat tidak tahu berapa uang masuk dan uang keluar. Ini harus
transparan karena ini bantuan publik, tidak boleh diselewengkan,”
pintanya.
Dirinya
meyakini bahwa bantuan banyak datang sebagian besar dari negara-negara asing
dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang telah menyumbang Rp50
ribu/jiwa setiap hari untuk Rohingya.
"Bantuan
tersebut untuk makan. Sedangkan untuk makan pengungsi Rohingya sudah ada
bantuan dari masyarakat berupa beras dan lauk,”
katanya dengan tegas sembari mengakhiri perbincangannya.[chairul]