ACEH TIMUR - Brutal dan sangat tidak beradab, salah seorang buruh harian lepas (BHL) kritis dikeroyok isteri dan kedua anak laki-laki dari seorang pensiunan
pegawai di Perkebunan Julok Rayeuk Utara (PJRU), PT. Perkebunan Nusantara I,
Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur.
Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Kamis (20/11)
sekira pukul 07.30 WIB, disaat puluhan buruh harian lepas (BHL) sedang
beristirahat di areal bengkel PJRU dusun Emplasemen. "Tiba-tiba
muncul seorang wanita NDR sembari melontarkan cacian dan makian kepada seorang
mandor BHL, Pariani (37)," ungkap salah seorang saksi, Murni, kepada
wartawan, Senin (24/11).
Saat kejadian NDR bersama anaknya OPT, masih kata Murni,
mereka langsung menyerbu Pariani yang terlihat sedang berbicara dengan Asisten
Tehnik, Yan. Namun, OPT tidak menghiraukannya dan langsung meninju wajah
Pariani. Tidak berselang, anaknya yang satu lagi berinisial YZ yang merupakan
anggota kepolisian berpangkat Briptu turut datang ke TKP menenteng senjata api
sambil mengokangnya.
"Dengan tampang beringas, Briptu YZ langsung
menghantam bagian kepala Pariani dengan tangannya. Sementara NDR menjambak-jambak
rambut Pariani," beber Murni geram.
Korban lalu berusaha berlari ke arah mobil yang tidak
jauh dari tempat kejadian pertama. Namun ketiga pelaku berhasil menahannya dan kembali
meluncurkan bogem mentah kepada Pariani tanpa ampun. Pariani pun lemah tak berdaya. “Sebenarnya ingin
menolongnya, namun apalah daya, kami takut pada ancaman Briptu YZ yang kapan
saja bisa menembak orang yang berusaha membantu Pariani," tutur Murni
dengan sedih.
Saat itu saksi hanya mampu melihat penderitaan Pariani yang
terlihat sudah sangat kesakitan, kemudian dia berlari ke arah bengkel. Namun
pelaku yang terlihat sangat beringas sekali, terus mengejar dan menganiaya
Pariani tanpa ampun, dan akhirnya tubuh Pariani roboh, terkapar ke tanah dan
tidak sadarkan diri. Setelah Pariani terkapar, kemudian NDR meludahi Pariani
dan mereka pergi meninggalkannya yang telah terbujur. Akibat aksi pengeroyokan
dan penganiayaan tersebut, kondisi tubuh Pariani terlihat sangat mengenaskan.
Seluruh wajah terlihat bengkak dan memar. Kepala dan leher di bagian belakang
bengkak, serta sepasang anting-anting Pariani juga turut copot dan menghilang
akibat kejahatan yang brutal tersebut.
Saat wartawan mengkonfirmasi Pariani, di rumahnya Desa
Suka Makmur, korban mengatakan bahwa kejadian nahas yang menimpanya karena dipicu
rasa cemburu. “NDR cemburu dan menuduh saya berselingkuh dengan suaminya, yang
bernama Napit,” katanya.
Akibat insiden ini, Pariani mengaku trauma dan memohon
keadilan atas segala penderitaan yang menimpanya.
Sementara itu, suami korban Sungkono, mengutuk keras tindakan
keji pelaku. “Ini negara hukum, jangan mentang-mentang punya anak yang
berprofesi sebagai polisi, dapat berbuat sesuka hatinya," kesal Sungkono.
Terpisah, NDR, ketika dikonfirmasi wartawan mengakui
perbuatannya. Hal itu ia lakukan karena rasa cemburu dengan Pariani yang telah
berselingkuh dengan suaminya. "Selama ini perilaku suami saya sangat
jauh berubah. Setiap saat hpnya selalu dibawa, pergi ke WC pun dibawa. Suami
saya sudah tidak pernah transparan lagi kepada saya, padahal saya kan
isterinya," keluh NDR.
NDR juga mengakui telah meludahi Pariani, karena geram
melihat akal liciknya yang berpura-pura jatuh dan pingsan. Namun, dia membantah
jika anaknya yang berpangkat Briptu turut memukuli korban.
"Anak saya hanya berpura-pura mengokang senjatanya
karena ingin membantu saya. Dia mengira saat itu saya sedang dikeroyok," dalihnya.
Sementara itu, Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir, SIK
melalui Kapolsek Indra Makmu, IPTU Dasril, SE, menyampaikan bahwa kasus
tersebut sudah dilaporkan oleh korban dan semua saksi sudah diambil
keterangannya. "Namun untuk tindaklanjut kasus ini di tangani
langsung oleh Polres Aceh Timur," katanya.(ar)